Hai semua. Kali ini aku bakalan cerita salah satu pengalaman terindah aku saat duduk di kelas 8. Semoga bermanfaat yaa.
Tepatnya pada tahun 2015 lalu, diadakan olimpiade tingkat
nasional atau biasa disebut OSN (Olimpiade Sains Nasional). Pada saat itu, aku
duduk di kelas 8. Aku sekolah di SMP N 95, Jakarta. Olimpiade tersebut terdiri
dari 3 manat pelajaran yang akan diujikan yaitu IPA, IPS, dan matematika.
Peraturannya, setiap sekolah hanya boleh mengirimkan 1 siswa untuk setiap mata
pelajaran yang diolimpiadekan. Maka, setiap sekolah berhak mengirim 3 siswa
untuk mewakili sekolahnya masing – masing.
Saat di sekolah ketika kegiatan belajar mengajar berlangsung,
ibu guru mengumumkan bahwa sekolah kami akan ikut berpartisipasi dalam OSN
(Olimpiade Sains Nasional). Saai itu, ibu guru meminta untuk anak – anak yang
berminat mengikuti OSN ini agar segera mendaftarkan diri. Nantinya, siswa yang
berminat tersebut akan diuji terlebih dahulu. Karena, hanya 1 orang yang akan
mewakili sekolah. Akan tetapi, aku tidak mendaftarkan diri, karena aku merasa
tidak berbakat dalam mata pelajaran tersebut dan merasa kurang percaya diri.
Keesokan harinya, tiba – tiba aku dipanggil oleh Ibu Santi,
beliau adalah guru IPS. Ibu Santi memintaku untuk mewakili sekolah dalam
olimpiade yang diumumkan kemarin. Aku akan mengikuti olimpiade mata pelajaran
IPS. Seketika aku merasa kurang percaya diri, aku mengatakan kepada Ibu Santi
bahwa aku takut tidak dapat menyelesaikan soal dengan baik. Kemudian, Ibu Santi
memberikanku nasihat dan dukungan. Sehingga aku memutuskan untuk mengikuti
olimpiade tersebut. Setelah itu aku bertanya kepada Ibu Santi “Bu, bukankah
akan diadakan penyeleksian untuk siswa yang akan mewakili sekolah dalam
olimpiade ini?”. Lalu, Ibu Santi menjelaskan bahwa tidak ada waktu untuk
mengadakan penyeleksian, karena OSN akan segera diadakan beberapa hari lagi.
Setelah terpilih untuk mewakili sekolah, aku belajar setiap
malam. OSN ini mencakup pelajaran kelas 7,8, dan 9. Aku pun berusaha meminjam
buku IPS kelas 7 dan 9 kepada temanku. Aku merasa sedikit tidak yakin dengan
pelajaran kelas 9. Karena, pada saat itu aku belum mempelajarinya. Aku juga
mencoba untuk mengulangi kembali pelajaran kelas 7. Dan tidak lupa aku berdoa
agar diberi kemudahan saat OSN nanti.
Hari yang dinantikan telah tiba, yaitu tepat pada saat OSN
akan dilaksanakan. Aku dan 2 temanku lainnya yaitu Intan yang mewakili
pelajaran IPA dan Dimas yang mewakili pelajaran matematika akan berkumpul di
sekolah. Namun, aku mendapat kabar bahwa Intan akan langsung ke tempat di mana
OSN dilaksanakan, yaitu SMP N 34, Jakarta. Aku dan Dimas akan bertemu Intan di
sekolah tersebut. Kami berangkat dengan menggunakan motor dan ditemani oleh 2
guru kami yaitu Pak Ruslan dan Ibu Puji.
Akhirnya aku pun telah tiba di SMP N 34, aku dan Dimas
bertemu Intan di sana. Setelah berkumpul, kami bertiga diberi perintah agar
segera pergi ke ruang media untuk diberi pengarahan tentang OSN ini. Di ruang
media tersebut, semua siswa dari berbagai macam sekolah berkumpul. Pengarahan
tersebut diawali dengan pembacaan doa dan menyanyikan lagu Indonesia Raya.
Setelah itu, kami mendapatkan sambutan dari beberapa guru di sana. Semua siswa
menyimak pidato yang diberikan oleh bapak dan ibu guru.
Setelah pengarahan, aku, Intan, dan Dimas mencari ruangan
kami. Ternyata kami bertiga berbeda ruangan. Kami pun memasuki ruangan masing –
masing. Saat memasuki ruangan, ternyata aku mendapatkan tempat duduk di barisan
belakang. Setelah beberapa menit, bel pun berbunyi. Bel tersebut menandakan
bahwa OSN akan segera dimulai. Guru pengawas pun masuk dan mulai membagikan
soal serta lembar jawaban. Soal tersebut berjumlah 100 soal pilihan ganda.
Sebelum mengerjakan, aku berdoa terlebih dahulu agar diberi kemudahan.
Kemudian, aku mulai mengerjakan soal dengan teliti. Terdapat beberapa soal yang
sulit untuk dijawab, namun aku memutuskan untuk percaya diri dengan jawabanku.
Setelah 2 jam berlangsung, bel kembali berbunyi yaitu menandakan bahwa waktu
mengerjakan telah habis. Aku dan teman – teman lainnya segera mengumpulkan
lembar jawaban kami.
Setelah itu, aku pun keluar ruangan dan langsung bertemu
dengan Intan, Dimas, dan guru lainnya. Kami semua berbagi cerita tentang soal
OSN yang kami kerjakan. Karena hari semakin siang, kami semua memutuskan agar
segera pulang. Sementara itu, pengumuman OSN untuk ke tahap selanjutnya akan
diumumkan beberapa hari kedepan. Tentunya, kami semua berharap akan lolos ke
babak selanjutnya.
Beberapa hari kemudian, aku sedang
bermain handphone di rumah. Lalu aku mendapatkan email yang dikirim oleh Ibu
Santi. Aku pun membuka isi email tersebut, ternyata Ibu Santi memberi informasi
bahwa aku lolos OSN ke tahap selanjutnya. Saat itu pun aku merasa kaget dan
senang. Aku tidak menyangka akan lolos ke tahap selanjutnya, karena teman –
teman yang lainnya memiliki pengetahuan yang cukup luas. Aku merasa sangat
bersyukur karena diberi kesempatan untuk lolos ke tahap selanjutnya.
Keesokan harinya saat di sekolah, Ibu Santi mengumumkan kabar
bahwa aku berhasil lolos OSN. Ibu Santi memberikan ucapan selamat dan
memperingatiku agar lebih giat belajar lagi karena olimpiade tingkat provinsi
nanti akan lebih beratdibandingkan tahap sebelumnya. Selain itu, teman –
temanku yang lainnya juga memberikan ucapan selamat dan memberi dukungan
kepadaku. Lalu, aku diberi informasi bahwa aku akan mengikuti pelatihan selama
3 hari di SMP N 115, Jakarta Selatan. Dalam pelatihan tersebut, aku dna teman –
teman lainnya yang lolos OSN ke tingkat provinsi akan diberi beberapa ilmu
tambahan, sebelum akan diuji cobakan kembali untuk tingkat nasional.
Hari pelatihan pun tiba, selama pelatihan aku diantar oleh
Ibu Puji. Selama 3 hari pelatihan, aku mendapatkan teman – teman baru dari
sekolah lain, diantaranya yaitu Dina, Tasya, Faiz, dan kak Anggi. Pada saat
pelatihan kami diberi banyak ilmu dari guru – guru dari berbagai macam sekolah.
Pada hari pertama kami belajar tentang geografi, pada hari kedua kami belajar
tentang sejarah, dan pada hari ketiga kami belajar tentang ekonomi. Saat
pelatihan, kami semua saling berbagi ilmu dan saling bercanda tawa karena
sesekali ibu dan bapak guru yang mengajar membuat lelucon agar suasana tidak
tegang. Terkadang kami semua juga berdebat, salah satu hal yang didebatkan
yaitu tentang asal – usul manusia. Debat itu berlangsung dengan seru hahaha.
Selama pelatihan tentunya kami juga diberi makanan ringan dan nasi kotak berisi
ayam, sayur, dll. Saat jam istirahat, aku dan teman – teman lainnya makan
bersama. Pelatihan tersebut berlangsung dari jam 8 hingga pukul 3 sore. Memang
sangat melelahkan dan menyenangkan. Setelah pelatihan, kami semua akan
mengikuti uji coba untuk tahap selanjutnya yaitu tingkat nasional.
Hari uji coba pun datang, saatnya
untuk mengerjakan soal lagi. Aku memulainya dengan membaca doa dan mulai
mengerjakan dengan teliti. Soal tersebut terdiri dari 80 soal pilihan ganda.
Tidak terasa, waktu untuk mengerjakan soal pun telah habis. Aku pun segera
meninggalkan ruangan. Aku merasa soal yang tadi aku kerjakan cukup sulit.
Sebelum pulang, aku pun member salam perpisahan kepada Dina, Tasya, Faiz, dan
kak Anggi. Kami semua berharap dapat bertemu lagi di tahap selanjutnya.
Sedangkan pengumumannya akan diumumkan beberapa hari lagi.
Hari pengumuman pun tiba, ternyata aku tidak lolos ke babak
selanjutnya. Sedangkan, Dina dan Tasya berhasil lolos. Aku tidak berkecil hati,
karena memang teman – teman sangat cerdas dan berwawasan luas. Aku juga
memberikan selamat kepada Dina dan Tasya. Meskipun aku tidak lolos lagi, namun
aku merasa senang diberi kesempatan untuk mengikuti OSN ini. Dari OSN ini, aku
mendapatkan pengalaman yang berharga dan pengetahuan yang berlimpah serta teman
– teman baru yang menyenangkan.
Point –
point yang dapat diambil dari ceritaku di atas yaitu :
Ø Kita semua harus percaya diri dengan
kemampuan yang kita miliki. Jangan menyerah sebelum perang dan jangan takut
untuk mencoba.
Ø Jika kita menginkan sesuatu, tentunya
kita harus memiliki usaha untuk mencapai sesuatu itu.
Ø Jangan lupa, hal yang paling utama
yaitu berdoa agar diberi kemudahan untuk mencapai hal yang kita inginkan.
Ø Jika berhasil, jangan cepat merasa
puas. Karena di atas langit masih ada langit. Dengan kemampuan yang kita
miliki, tentunya ada yang lebih hebat daripada diri kita. Oleh karena itu,
tetaplah berusaha untuk menjadi yang terbaik.
Ø Jika gagal, jangan pantang menyerah
dan berkecil hati. Karena, pasti akan ada kesempatan di lain waktu.
Lisna Alfina Linda